BIROKRASI
Setiaporganisasipastimempunyaibirokrasi.Bahkanintidariorganisasi
modern adalahbirokrasi. Di
dalambagianiniakandibahasmasalahbirokrasiinisecaramendetil, legkapdalamarti
negative maupunpositif.
PENGERTIAN
BIROKRASI
Pengertianbirokrasidapatditinjaudaribeberapasegiyaitu:
a.
Dari segiasal kata (etimology): istialhbirokrasiberasaldaryunani,yaitudari kata bureaudankratia. Bureauberartimejaataukantor. Sedangkankratia (cracein) berartipemerintahan.
Jadimenurutasalkatanyabirokrasiberartipemerintahanmelaluikantor,
atauadministrasimelaluikantor.
b. Ditinjaudarisudutadministrasidanmanajemen:
birokrasiberartisuatubadanadministrasiataubadanmanajemen ( administrative body atau management body).
Dinamakanbadanadministrasiataubadanmanajemenkarenasetiapkegiatanatausetiappenyelenggaraankerjadalambidangapapun,
baikdalambidangpemerintahanataukenegaraanmaupundalambidangswastadiperlukansuatubadanatau
organ sebagaitempatdimanapenyelenggaraankerjatersebutdilakukan.
Olehkarenaitubadanatau organ dimanapenyelenggaraankerjaitudilakukandisebutbirokrasi.
c. Birokrasi
sebagai suatu sistem berarti sebagai sistem kerja yang berlandaskan kepada
suatu jaringan tata-hubungan kerjasama
sesuai dengan tata-aturan dan prosedur yang ditentukan.
Pusat atau sentral daripada birokrasi adalah kantor –
kantor, sekretariat – sekretariat, biro – biro dan sebagainya, yang satu sama
lain saling berhubungan menurut saluran – saluran tertentu.
Didalam suatu organisasi, baik organisasi pemerintah
maupun swasta, baik dalam bidang niaga/perusahaan maupun bidang sosial.,
birokrasi merupakan sistem kerja yang menyelenggarakan kegiatan yang
berhubungan dengan pekerjaan kertas atau paper-work. Kegiatan yang
berhubungan dengan pekerjaan kertas itu dilakukan secara teratur menurut garis
atau saluran tertentu berdasarkan kepada spesialisasi.
Keuntungan Birokrasi
Teori birokrasi ini mempunyai kekuatannya yang tersendiri, walaupun teori
ini sering dikaitkan dengan pelbagai streotaip negatif, namun teori birokrasi
ini juga banyak memberikan sumbangan kepada teori dalam pengurusan sumber
manusia.
Hierarki dan definisi tanggungjawab adalah merupakan ciri penting
birokrasi dalam membantu pengurusan tempat kerja yang tersusun. Lakaran
prinsipal terhadap semua tugas haruslah jelas dan harus disusun dalam bentuk
hierarki.
Ada Aturan, Norma, dan Prosedur untuk Mengatur Organisasi
Kelemahan-kelemahan birokrasi terletak dalam hal:
a. penetapan standar efisiensi yang dapat dilaksanakan secara fungsional
b. terlalu menekankan aspek-aspek rasionalitas, impersonalitas dan hirarki
c. kecenderungan birokrat untuk menyelewengkan tujuan-tujuan organisasi
d. berlakunya pita merah dalam kehidupan organisasi
a. penetapan standar efisiensi yang dapat dilaksanakan secara fungsional
b. terlalu menekankan aspek-aspek rasionalitas, impersonalitas dan hirarki
c. kecenderungan birokrat untuk menyelewengkan tujuan-tujuan organisasi
d. berlakunya pita merah dalam kehidupan organisasi
Kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam birokrasi sebenarnya tidak
berarti bahwa birokrasi adalah satu bentuk organisasi yang negatif, tetapi
seperti dikemukakan oleh K. Merton lebih merupakan “bureaucratic dysfunction”
dengan ciri utamanya “trained incapacity”.
BIROKRATISME
Apabila
birokrasi itu baik maka segala urusan dapat berjalan dan di selesaikan dengan
baik. Akan tetapi dalam prakteknya banyak hal dan urusan tidak dapat berjalan
seperti yang diharapkan sehingga menimbulkan kemacetan dan hambatan. Yang perlu
diketahui ialah bahwa hambatan dan kemacetan itu bukan disebabkan karena
birokrasi, tetapi disebabkan birokrasi yang tidak baik.
Untuk
membedakan antara birokrasi dalam arti yang sebenarnya atau birokrasi dalam
netral, dengan birokrasidalam arti negatif, kita sebut saja birokrasi dalam
arti negatif itu dengan istilah birokratisme. Jadi
birokratisme adalah kelambatan yang sebenarnya merupakan mismanagement (salah
urus) dalam birokrasi. Birokratisme timbul karena beberapa faktor.
Faktor – faktor yang menyebabkan timbulnya birokratisme
atau kelambatan ialah :
a. Ada
sementara pejabat/pegawai yang terlalu berpegang teguh pada ketentuan/peraturan
yang berlaku, tidak dapat menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang
sedang berlangsung.
b. Tidak
adanya human relations yang harmonis dalam instansi, sehingga
antara pejabat yang satu dengan yang lainnya tidak saling mengenal meskipun
mereka berada dalam satu lingkungan.
c. Ada
sementara pejabat/pegawai yang dengan sengaja memperlambat urusan dengan maksud
– maksud tertentu.
d. Organisasi
terdiri dari beberapa unit dimana masing – masing unit terletak saling
berjauhan (tidak berada dalam satu lingkungan).
e. Ada
sementara pejabat/pegawai yang ingin menunjukkan kekuasaannya.
f. Ada
sementara pejabat/pegawai yang menentang kebijaksanaan pimpinan.
g. Kebijaksanaan
yang telah ditetapkan oleh pimpinan tidak dimengerti oleh aparat bawahannya
sehingga kebijaksanaan itu tidak dapat dilaksanakan.
h. Ada
sementara pejabat/pegawai yang tidak mau menerima perubahan dalam sistem,
metode dan prosedur kerja.
i. Ada
sementara pejabat/pegawai (khususnya dikalangan instansi pemerintah) yang tidak
menyadari bahwa mereka sesungguhnya adalah abdi negara, abdi masyarakat yang
harus memberikan pelayanan yang sebaik – baiknya kepada masyarakat, bukan
sebaliknya.
j. Faktor
kepemimpinan juga dapat mempengaruhi birokratisme. hal ini tergantung dari tipe
kepemimpinan seorang pemimpin. Ada beberapa tipe kepemimpinan. Dalam hal ini
kita sebutkan saja dua di antaranya, yaitu sebagai berikut :
1) Tipe Personal Leadership
Tipe personal leadership adalah suatu
tipe kepemimpinan dimana seorang leader (pemimpin) mengadakan hubungan langsung
dengan para bawahannya, tidak melalui jalur – jalur hirarki yang telah
ditetapkan. Tipe kepemimpinan yang demikian akan mengakibatkan timbulnya
sentralisasi kepemimpinan (icentralistis leadership), sehingga
seolah-olah semua instruksi datang dari pucuk pimpinan.
2) Tipe Non-Personal Leadership
Tipe non-personal leadership adalah
suatu tipe kepemimpinan di mana seorang pimpinan dalam mengadakan hubungan
dengan para bawahan melalui saluran hirarki yang telah ditetapkan. Hal ini
berarti segala macam urusan harus diselesaikan melalui saluran hirarki
(subordinasi) yang telah ditetapkan. Hal ini berarti segala macam urusan harus
diselesaikan melalui saluran hirarki yang telah ditetapkan dalam struktur
organisasi.
Sumber :
Wursanto,
Ig. 2002, Dasar – Dasar Ilmu Organisasi, ANDI, Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar