Keadilan
Dalam hidup dan kehidupan, setiap manusia dalam
melakukan aktifitasnya pasti pernah menemukan perlakuan yang tidak adil ataupun
sebaliknya, melakukan hal yang tidak adil. Dampak positif dari keadilan itu
sendiri dapat membuahkan kreatifitas dan seni tingkat tinggi. Karena ketika
seseorang mendapat perlakuan yang tidak adil maka orang tersebut akan mencoba
untuk bertanya atau melakukan perlawanan “protes” dengan caranya sendiri.
Secara umum keadilan dapat dikatakan
sebagai pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Atau
dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang yang memperoleh apa
yang menjadi haknya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan
bersama.
Keadilan di bagi menjadi beberapa
macam, yaitu :
- Keadilan Legal atau Keadilan Moral
- Keadilan Distributif
- Keadilan Komutatif
Kejujuran
Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan
seseorang sesuai dengan hati nuraninya, apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan
yang ada. Pada hakekatnya jujur atau kejujuran dilandasi oleh kesadaran moral
yang tinggi, kesadaran pengakuan akan adanya sama hak dan kewajiban, serta rasa
takut terhadap kesalahan atau dosa.
Adapun kesadaran moral adalah
kesadaran tentang diri kita sendiri karena kita melihat diri kita sendiri
berhadapan dengan hal baik buruk. Disitu manusia dihadapkan kepada pilihan
amtara halal dan haram, yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan, meskipun
dapat dilakukan, dalam hal ini kita melihat sesuatu yang spesifik atau khusus
manusiawi.
Kejujuran bersangkut erat dengan
masalah nurani. Menurut M.Alamsyah dalam bukunya Budi Nurani, filsafat
berfikir, yang disebut nurani adalah sebuah wadah yang ada dalam perasaan
manusia. Wadah ini menyimpan suatu getaran kejujuran, ketulusan dalam
meneropong kebenaran local maupun kebenaran ilahi. Nurani yang diperkembangkan
dapat menjadi budi nurani yang merupakan wadah yang menyimpan keyakinan. Jadi
getaran kejujuran ataupun ketulusan dapat ditingkatkan menjadi suatu keyakinan,
dan atas diri kayakinannya maka seseorang diketahui kepribadiannya. Orang yang
memiliki ketulusan tinggi akan memiliki keyakinan yang matang. Sebabnya orang
yang dihatinya tidak bersih dan mau berpikir curang, memiliki kepribadian yang
buruk dan rendah dan sering tidak yakin pada dirinya. Karena apa yang ada dalam
nuraninya banyak dipengaruhi oleh pemikiran yang kadang-kadang justru
bertentangan.
Kecurangan
Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan
tidak sesuai dengan hati nuraninya. Atau, orang itu memang dari hatinya sudah
berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan usaha.
Yang dimaksud dengan keuntungan disini
adalah keuntungan yang berupa materi. Mereka yang berbuat curang
menganggap akan mendatangkan kesenangan atau keenakan, meskipun orang lain
menderita karenanya.
Kecurangan menyebabkan manusia
menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan
agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya dan senang bila
masyarakat disekelilingnya hidup menderita.
Bermacam-macam sebab orang melakukan
kecurangan. Ditinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya, ada empat
aspek,yaitu :
- Aspek Ekonomi
- Aspek Kebudayaan
- Aspek Peradaban
- Aspek Teknik
Apabila keempat aspek tersebut
dilaksanakan secara wajar, maka segalanya akan berjalan sesuai dengan norma-norma
moral atau norma hukum.
Pemulihan Nama Baik
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama
baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menjaga dengan hati-hati agar
namanya tetap baik. Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi orang/tetangga
disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya.
Penjagaan nama baik erat hubungannya
dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau boleh dikatakan nama baik atau tidak
baik itu adalah tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah
laku dan perbuatan itu antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun,
disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatan-perbuatan yang di halalkan
agama dan lain sebagainya.
Tingkah laku atau perbuatan yang
baik dengan nama baik itu pada hakikatnya sesuai dengan kodrat manusia,yaitu:
a. Manusia menurut sifat dasarnya adalah mahluk
moral
b.
Ada aturan-aturan yang berdiri sendiri yang harus dipatuhi manusia untuk
mewujudkan dirinya sendiri sebagai
pelaku moral tersebut.
Pada
hakekatnya, pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala
kesalahannya, bahwa apa yang dilakukannya tidak sesuai dengan ukuran normal
atau tidak sesuai dengan akhlak.
Pembalasan
Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang
lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang
serupa, tingkah laku yang seimbang. Pembalasan disebabkan oleh adanya
pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapat balasan yang bersahabat.
Sebaliknya, pergaulan yang penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak
bersahabat pula.
Oleh karena tiap manusia tidak
menghendaki hak dan kewajiban dilanggar, maka manusia berusaha mempertahankan
hak dan kewajibannya itu. Mempertahankan hak dan kewajiban itu adalah
pembalasan.
OPINI : manusia dan keadilan
adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan, apa jadinya manusia jika tidak ada
keadilan, yang bersalah tidak dihukum, tetapi yang tidak bersalah harus
menerima hukuman yang tidak selayaknya dia dapatkan. Itulah yang kita rasakan
di Negara kita ini. Keadilan di neraga kita ini sudah mulai meredup, sebagai
contoh belum lama ini ada kasus seorang bocah harus dipenjara dan di adili
karena dia mencuri sepasang sandal jepit milik seorang polisi. Menurut saya itu
bukanlah tindakan criminal tetapi hanya kenakalan anak kecil. Namun kasusnya
dibesar-besarkan hingga anak tersebut harus duduk di bangku pengadilan.
Sedangkan koruptor-koruptor yang masih berkeliaran di Negara kita masih terus
berkeliaran.
buku elektronik ebook ILMU BUDAYA DASAR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar