-
Masalah
individu, keluarga dan masyarakat
Individu barulah
dikatakan sebagai individu apabila pada perilakunya yang khas dirinya itu
diproyeksikan pada suatu lingkungan sosial yang disebut masyarakat.
Satuan-satuan lingkungan sosial yang mengelilingi individu terdiri dari
keluarga, lembaga, komunitas dan masyarakat.
1. Hubungan individu
dengan keluarga
Individu memiliki
hubungan yang erat dengan keluarga, yaitu dengan ayah, ibu, kakek, nenek,
paman, bibi, kakak, dan adik. Hubungan ini dapat dilandasi oleh nilai, norma
dan aturan yang melekat pada keluarga yang bersangkutan.
Dengan adanya hubungan
keluarga ini, individu pada akhirnya memiliki hak dan kewajiban yang melekat
pada dirinya dalam keluarga.
2. Hubungan individu
dengan lembaga
Lembaga diartikan
sebagai sekumpulan norma yang secara terus-menerus dilakukan oleh manusia
karena norma-norma itu memberikan keuntungan bagi mereka.
Individu memiliki
hubungan yang saling mempengaruhi dengan lembaga yang ada disekelilingnya.
Lingkungan pekerjaan dapat membentuk individu dalam membentuk kepribadian.
Keindividuan dalam lingkungan pekerjaan dapat berperan sebagai direktur, ketua
dan sebagainya. Jika individu bekerja, ia akan dipengaruhi oleh lingkungan
pekerjaannya.
3. Hubungan individu
dengan komunitas
Komunitas dapat
diartikan sebagai satuan kebersamaan hidup sejumlah orang banyak yang memiliki
teritorial terbatas, memiliki kesamaan terhadap menyukai sesuatu hal dan keorganisasian
tata kehidupan bersama.
Komunitas mencakup
individu, keluarga dan lembaga yang saling berhubungan secara independen.
4. Hubungan individu
dengan masyarakat
Hubungan individu dengan masyarakat terletak
dalam sikap saling menjungjung hak dan kewajiban manusia sebagai individu dan
manusia sebagai makhluk sosial. Mana yang menjadi hak individu dan hak
masyarakat hendaknya diketahui dengan mendahulukan hak masyarakat daripada hak
individu. Gotong royong adalah hak masyarakat, sedangkan rekreasi dengan
keluarga, hiburan, shopping adalah hak individu yang semestinya lebih
mengutamakan hak masyarakat.
-
Masalah
pemuda dan sosialisasi
Masalah pemuda merupakan
masalah sehari - hari yang dialami oleh setiap generasi. Masalah - masalah
pemuda ini akibat dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia, diantaranya
penyesuaian diri dengan situasi yang baru dan timbulnya harapan setiap pemuda
untuk memiliki masa depan yang baik dibanding orang tuanya. Proses perubahan
itu terjadi secara lambat dan teratur. Sebagian besar pemuda memilih pendidikan
yang lebih tinggi dibanding orang tuanya. Orang tua sebagai peer group yang
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada anaknya untuk mengajarkan norma -
norma di dalam masyarakat. Dewasa ini, sering dikemukakan bahwa.secara fisik
seorang pemuda sudah dewasa, tetapi secara ekonomi dan psikologi masih kurang
dewasa. Contohnya seperti pemuda - pemuda yang sudah menikah dan memiliki
keluarga, tetapi dari segi okonomi masih tergantung kepada orang tuanya
Cara yang harus dilakukan untuk mengatasi
permasalahan tersebut yaitu orang tua harus sering menasehati, memberi
bimbingan, dan memberi pengarahan kepada anaknya agar menjadi pemuda yang mudah
bersosialisasi dan bisa hidup mandiri tanpa upaya dan dana orang tuanya. Hal
ini bergantung pada diri pemuda itu sendiri. Jika menurut mereka nasehat
tersebut dapat membantu untuk mengatasi permasalahannya, maka mereka akan
melakukannya. Dan jika mereka tidak membutuhkan nasehat, maka mereka tidak akan
melakukannya. Tetapi pemuda yang baik adalah pemuda yang selalu mendengarkan
nasehat - nasehat yang baik dari orang tuanya.
Setelah memberi tanggapan untuk mengatasi
permasalahan.pemuda dalam generasi nasional, diharapkan pemuda - pemuda dapat
meningkatkan sikap kedewasaannya dalam hal ekonomi dan psikologi. Masyarakat
pun akan bangga. Begitu pun bagi orang tua, akan merasa bangga. Karena mereka
memiliki anak yang baik dan bisa diandalkan sebagai penerus bangsa. Dan semoga
hal ini lebih baik lagi di masa mendatang.
-
Masalah
antara warga dan Negara
Dalam
kenyataan sekarang ini Indonesia dilanda sebuah fenomena krisis yang dihadapi
oleh pemerintah yang mengakibatkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap upaya
yang dilakukan pemerintah. Ada beberapa indikasi yang mengindikasikan
masyarakat tidak percaya lagi pada pemerintah, seperti banyaknya pemerintah
yang melakukan KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme), dan tidak tanggapnya
pemerintah terhadap masyarakat yang membutuhkan. Oleh sebab itu lahirlah
beberapa gerakan di daerah untuk keluar dari Indonesia dan membuat negara
sendiri, dan lahirnya beberapa ormas untuk kepentingan mereka sendiri-sendiri
-
Masalah lapisan social dan kesamaan derajat
Masyarkat
terbentuk dari individu-individu yang memiliki latar belakang sehingga
membentuk suatu masyarakat heterogen yang terdiri atas kelompok-kelompok
sosial. oleh karena itu, dengan adanya masyarakt yang heterogen dengan berbagai
macam pola tingkah laku dan cara hidup maka terbentuklah pelapisan sosial dan
nantinya mengacu pada kesamaan derajat.
-
Masalah masyarakat perkotaan dan pedesaan
·
Banjir
Penyebab banjir di DKI Jakarta, secara umum terjadi karena dua
faktor utama yakni faktor alam dan faktor manusia. Penyebab banjir dari faktor
alam antara lain karena lebih dari 40% kawasan di DKI Jakarta berada di bawah muka
air laut pasang. Sehingga Jakarta Utara akan menjadi sangat rentan
terhadap banjir saat ini. Berbagai faktor penyebab memburuknya kondisi banjir
Jakarta saat itu ialah pertumbuhan permukiman yang tak terkendali disepanjang
bantaran sungai, sedimentasi berat serta tidak berfungsinya kanal-kanal dan
sistem drainase yang memadai. Kondisi ini diperparah oleh kecilnya kapasitas
tampung sungai saat ini dibanding limpasan (debit) air yang masuk ke Jakarta.
Kapasitas sungai dan saluran makro ini disebabkan karena konversi badan
air untuk perumahan, sedimentasi dan pembuangan sampah secara sembarangan
·
Urbanisasi
Berdasarkan survei penduduk antar sensus (Supas) 1995, tingkat
urbanisasi di Indonesia padatahun 1995 adalah 35,91 persen yang berarti bahwa
35,91 persen penduduk Indonesia tinggal didaerah perkotaan. Tingkat ini telah
meningkat dari sekitar 22,4 persen pada tahun 1980 yanglalu. Sebaliknya
proporsi penduduk yang tinggal di daerah pedesaan menurun dari 77,6
persen pada tahun 1980 menjadi 64,09 persen pada tahun 1995.Meningkatnya
kepadatan penduduk perkotaan membawa dampak yang sangat besar kepadatingkat
kenyamanan yang tinggi. Kota seperti Jakarta misalnya tidak dirancang untuk
melayanimobilitas penduduk lebih dari 10 juta orang. Dengan jumlah penduduk lebih
dari 8 juta penduduk saat ini, ditambah dengan 4-6 juta penduduk yang
melaju dari berbagai kota sekitar Jakarta, menjadikan Jakarta sangatlah
sesak.
·
Kriminalitas
Kejahatan atau kriminalitas di kota-kota besar sudah menjadi
permasalahan sosial yang membuat semua warga yang tinggal atau menetap menjadi
resah, karena tingkat kriminalitas yang terus meningkat setiap tahunnya.faktor
penyebab Tingkat pengangguran yang tinggi , Kurangnya lapangan pekerjaan
membuat tingkat kriminal juga meningkat karena kurangnya lapangan pekerjaan
danKemiskinan yang dialami oleh rakyat kecil kadang membuat mereka berfikir
untuk melakukan tindakan kriminalitas.
Masalah yang ada
pedesaan
·
Pendidikan
Pada dasarnya, pendidikan yang baik itu
haruslah mampu menciptakan proses belajar mengajar yang efektif dan bermanfaat
serta menjadikan masyarakat pedesaan lebih terbuka dan akses terhadap
pendidikan. Seiring perkembangan zaman, pengertian pendidikan pun mengalami
perkembangan.
Sehingga, pengertian pendidikan menurut beberapa ahli (pendidikan) berbeda, tetapi secara esenssial terdapat kesatuan unsur-unsur atau faktor-faktor yang terdapat di dalamnya, yaitu bahwa pendidikan menunjukkan suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang didalamnya mengandung unsur-unsur seperti pendidik, anak didik, tujuan dan lainnya.
Sehingga, pengertian pendidikan menurut beberapa ahli (pendidikan) berbeda, tetapi secara esenssial terdapat kesatuan unsur-unsur atau faktor-faktor yang terdapat di dalamnya, yaitu bahwa pendidikan menunjukkan suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang didalamnya mengandung unsur-unsur seperti pendidik, anak didik, tujuan dan lainnya.
Umumnya masyarakat pedesaan kurang begitu
sadar akan pentingnya pendidikan, Mereka lebih memilih mengajak anak-anak
mereka berkebun atau bertani, ketimbang menyekolahkan mereka. Alhasil banyak
dari masyarakat pedesaan yang buta tulis dan hitung. Oleh karena itu taraf
hidup masyarakat pedesaan relative
Salah satu kendala yang telah disadari oleh
pemerintah dalam bidang pendidikan di tanah air adalah kesenjangan dan
ketidakadilan dalam mengakses terutama pendidikan. Hal ini yang menyebabkan
kesadaran masyarakat di desa sangat kurang dan tidak antusias serta memahami
akan pentingnya pendidikan.
Selain itu, kendala lain negara berkembang termasuk Indonesia, untuk masa yang lama menghadapi empat hambatan besar dalam bidang pendidikan, yaitu:
1. Peninggalan penjajah dengan masyarakat yang tingkat pendidikannya sangat rendah,
2. Anggaran untuk bidang pendidikan yang rendah dan biasanya kalah bersaing dengan kebutuhan pembangunan bidang lainnya,
3. Anggaran yang rendah biasanya diarahkan pada bidang-bidang yang justru menguntungkan mereka yang relatif kaya,
4. Karena anggaran rendah, dalam pengelolaan pendidikan biasanya timbul pengelolaan yang tidak efisien.
Hal ini terlihat dimana pemerintah tidak saja mampu merancang penerapan kebijakan yang disukainya, tetapi juga menafsirkan ulang teks kebijakan sesuai preferensi kebijakannya, termasuk dalam bidang pendidikan. Dimana kebijakan disetujui, diterima, dan dilaksanakan oleh pranata pemerintah.
Selain itu, kendala lain negara berkembang termasuk Indonesia, untuk masa yang lama menghadapi empat hambatan besar dalam bidang pendidikan, yaitu:
1. Peninggalan penjajah dengan masyarakat yang tingkat pendidikannya sangat rendah,
2. Anggaran untuk bidang pendidikan yang rendah dan biasanya kalah bersaing dengan kebutuhan pembangunan bidang lainnya,
3. Anggaran yang rendah biasanya diarahkan pada bidang-bidang yang justru menguntungkan mereka yang relatif kaya,
4. Karena anggaran rendah, dalam pengelolaan pendidikan biasanya timbul pengelolaan yang tidak efisien.
Hal ini terlihat dimana pemerintah tidak saja mampu merancang penerapan kebijakan yang disukainya, tetapi juga menafsirkan ulang teks kebijakan sesuai preferensi kebijakannya, termasuk dalam bidang pendidikan. Dimana kebijakan disetujui, diterima, dan dilaksanakan oleh pranata pemerintah.
Manfaat pendidikan bagi masyarakat pedesaan
sebagai instrumen pembebas, yakni membebaskan masyarakat pedesaan dari belenggu
kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan, dan penindasan. Selain itu, pendidikan
yang baik seharusnya berfungsi pula sebagai sarana pemberdayaan individu dan
masyarakat desa khususnya guna menghadapi masa depan. Pendidikan difokuskan
melalui sekolah, pesantren, kursus-kursus yang didirikan di pedesaan yang
masyarakatnya masih ‘buta’ akan ilmu.
Masyarakat pedesaan yang terberdayakan sebagai hasil pendidikan yang baik dapat memiliki nilai tambah dalam kehidupan yang tidak dimiliki oleh masyarakat yang tidak mengenyam pendidikan sama sekali. Sehingga jelas, peranan pendidikan sebagai kebutuhan pokok yang mendasar dan haruslah terpenuhi bagi masyarakat pedesaan dalam manfaat lainnya untuk meningkatkan taraf hidup dan kesajahteraan hidup yang berkelanjutan.
Masyarakat pedesaan yang terberdayakan sebagai hasil pendidikan yang baik dapat memiliki nilai tambah dalam kehidupan yang tidak dimiliki oleh masyarakat yang tidak mengenyam pendidikan sama sekali. Sehingga jelas, peranan pendidikan sebagai kebutuhan pokok yang mendasar dan haruslah terpenuhi bagi masyarakat pedesaan dalam manfaat lainnya untuk meningkatkan taraf hidup dan kesajahteraan hidup yang berkelanjutan.
·
Tingginya angka kemiskinan
Dalam upaya percepatan pembangunan di
segala bidang masih terdapat beberapa kendala,antara lain masih tingginya angka
penduduk miskin, walaupun selama empat tahun
terakhir jumlah penduduk miskin mengalami penurunan sekitar 19,51% dari jumlah
penduduk miskin tahun 2001 yaitu sebanyak 164.125 jiwa. Dari penurunan jumlah
penduduk miskin tersebut sampai pada tahun 2005 jumlah penduduk miskin
masih sebanyak 132.125 jiwa atau 24,28 %.
terakhir jumlah penduduk miskin mengalami penurunan sekitar 19,51% dari jumlah
penduduk miskin tahun 2001 yaitu sebanyak 164.125 jiwa. Dari penurunan jumlah
penduduk miskin tersebut sampai pada tahun 2005 jumlah penduduk miskin
masih sebanyak 132.125 jiwa atau 24,28 %.
-
masalah
pertentangan social
Menurut beberapa penelitian, pertentangan sosial sering kita temui di dalam kehidupan bermasyarakat. Dikarenakan perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok yang satu dengan individu atau kelompok yang lainnya. Misalnya saja tawuran, perilaku tersebut sangat sering terjadi dikalangin pelajar maupun warga masyarakat. Biasanya didasari oleh perbedaan kepentingan dan keinginan individu atau kelompok untuk menguasai hal-hal tertentu.
Konflik mengandung pengertian tingkah laku yang
lebih luas daripada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai
pertentangan yang kasar. Terdapat tiga elemen dasar yang merupakan ciri dasar
dari suatu konflik, yaitu :
Ø Terdapatnya
dua atau lebih unit-unit atau baigan-bagianyang terlibat didalam konflik
Ø Unit-unit
tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-kebutuhan,
tujuan-tujuan, masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap, maupun
gagasan-gagasan
Ø Terdapatnya
interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.
Sebagai makhluk sosial pastinya kita saling
membutuhkan satu sama lainnya. Mulai itu dari lingkup yang terkecil yaitu
keluarga sampai dengan lingkup yang terbesar masyarakat. Meskipun kita adalah
makhluk sosial yang saling membutuhkan, namun sering kali juga terjadi
pertentangan sosial. Dimana pertentangan sosial disini adalah disebabkan karena
adanya koflik-konflik antar dua orang atau lebih (masyarakat).
Konflik juga bisa disebut dengan perbedaan pendapat, merupakan pokok permasalahan terjadinya suatu pertentangan sosial. Karena tanpa adanya konflik tidak akan pernah terjadi pertentangan.
Konflik juga bisa disebut dengan perbedaan pendapat, merupakan pokok permasalahan terjadinya suatu pertentangan sosial. Karena tanpa adanya konflik tidak akan pernah terjadi pertentangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar